Kejutan politik di tingkat nasional yang bisa langsung berimbas di tingkat daerah terjadi saat Rapat Konsultasi Nasional DPP Partai Golkar dengan DPD Partai Golkar se-Indonesia di Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar, Selasa (21/3/2017) malam. Partai Golkar ternyata menyatakan siap akan berkoalisi dengan Partai NasDem menjelang Pilkada serentak di seluruh Indonesia.
Hal tersebut disampaikan langsung Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto dihadapan Ketua Harian Nurdin Halid, Sekjen Indrus Marham, Ketua Dewan Kehormatan Agung Laksono bersama Pengurus dan Anggota Fraksi Partai Golkar dan Ketua DPD I Partai Golkar seluruh Indonesia dan Ketua DPD II Partai Golkar se-Bali yang saat itu juga dihadiri Ketua DPD Partai Golkar, Ketut Sudikerta selaku Tuan Rumah Penyelenggara Rapat Konsultasi Nasional.
Dalam Pengarahannya, Setya Novanto menegaskan bisa berkoalisi dan bersama-sama dengan NasDem mengusung Jokowi termasuk di Pilkada serentak. “Sebulan lagi kita akan berkumpul lagi dengan NasDem bersama para DPR, bupati dan gubernur. Kita akan memberikan harapan terbaik dalam berkoalisi dengan PPP, PKB bisa termasuk PDIP. Tapi apakah Pak Prabowo dan Demokrat akan berkoalisi dengan siapa? Yang jelas kita melakukan pendekatan terus,” katanya.
Namun sudah dipastikan saat Pilkada serentak 2018 Partai Golkar akan berkoalisi dengan parpol lain. Tentunya arah koalisi akan menjadi persoalan awal Pilkada serentak yang membawa konstelasi politik dan dampak koalisi capres dan cawapres juga berpengaruh terhadap partai ikutannya. “Golkar khan lebih awal menentukan capresnya, sehingga bisa langsung bersosialisasi di masyarakat. Tapi untuk Pilkada harus berkoalisi,” tandasnya.
Apalagi dikatakan Pilkada serentak 2018 Partai Golkar hanya bisa maju langsung tanpa koalisi di 4 Pilkada, yakni Riau, Katim, Sulsem termasuk Bali. “Untuk Pilgub Bali pihaknya sudah meminta data surveynya dan dilihat betul-betul bagaimana elektabilitasnya, bagaimana turunnya ke masyarakat, karena Golkar ingin menang. “Dasarnya itu survey memang Pak Sudikerta unggul dari yang lain. Untuk itu tentu sudah diajukan dan memang Pak Sudikerta jadi calon gubernur dan sudah final,” tegasnya.
Ditegaskan lebih jauh, soal hasil survey nasional juga sudah diserahkan ke masing-masing pemenangan wilayah. Untuk Pilgub Bali, Sudikerta atau SGB memang sudah ditetapkan sebagai calon gubernur. Untuk itulah, Partai Golkar akan terus berkoalisasi dengan NasDem dan partai lain. “Kita dengan Pak Surya Paloh akan terus berkoalisi termasuk dengan partai lain,” katanya dengan meyakinkan.
Arah koalisi dengan Partai NasDem tentunya akan berimbas terhadap peta politik dan arah koalisi di Pilgub Bali dimana Partai Golkar sudah menetapkan Sudikerta alias SGB (Sudikerta Gubernur Bali) menjadi calon gubernur, sementara Partai NasDem resmi mengusung IB Rai Dharmawijaya Mantra juga sebagai calon gubernur. Tapi jika Partai Golkar dan NasDem berkoalisi sudah dipastikan SGB dan Rai Mantra bisa dikawinkan saat Pilgub mendatang.
Ketika ditanya, SGB meskipun tidak menjawab dengan pasti, namun nampaknya tidak mau berkelit dengan arah koalisi tersebut. Intinya jika koalisi terjadi di Pilgub Bali, sudah pasti SGB dan Rai Mantra akan diusung menjadi satu paket menandingi KBS (Koster Bali Satu) yang diusung penuh PDI Perjuangan. “Itulah yang diharapkan (tandem SGB – Rai Mantra, red) oleh ketua umum. Gimana caranya agar kita bisa mewujudkan kemenangan tentu dengan berkoalisi itu,” dalihnya.
Meskipun tidak membenarkan akan berpaket dengan Rai Mantra, namun SGB mengakui sampai sekarang masih melakukan survey internal untuk menentukan calon wakilnya nanti. “Survey sedang berjalan dan menunggu keputusan DPP. Sekarang surveynya sedang berjalan untuk memutuskan wakilnya. Paling sebulan selesai. Paket saya mudah-mudahan akhir bulan april sesudah diumumkan,” tandasnya.
Sementara itu, terkait Rapat Konsultasi Nasional di Bali dari 21 sampai 22 Maret 2017 menyangkut masalah dinamika politik terakhir sekaligus persiapan menghadapi Pilkada 2018 menjelang persiapan Pileg, dan Pilpres 2019. Dalam menindaklanjuti itu maka disepakati untuk melakukan Rapat Konsultasi Nasional di Bali dan juga diusulkan untuk melakukan Rapimnas pada 27 April yang akan datang. “Jadi saya kira itu tadi pembahasan-pembahasan yang ada dan fokus pada tiga hal itu,” kata Sekjen Partai Golkar Idrus Marham secara terpisah.
Rapimnas Partai Golkar sendiri, kata Idrus merupakan forum tertinggi di bawah Munas dalam rangka mengambil keputusan hal-hal yang bersifat strategis. “Ini terkait dengan persiapan Pemilu tentu kita bicara tentang rekrutmen caleg, bagaimana kemungkinan pembentukan badan pemilihan umum, dan juga tentu akan menetapkan beberapa peraturan organisasi yang selama ini sudah berlaku tetapi perlu ada revisi itu yang perlu kita buat keputusan terhadap masalah strategi Partai Golkar,” ucapnya. (gb/pb)